Sabtu, 18 Desember 2010

Ibu Negara yang Menolong Persalinan Rakyatnya

Ibu Negara yang Menolong Persalinan Rakyatnya

“Nikahkanlah aku dengannya wahai abu hasan, sesungguhnya aku meliat kemuliaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.” Pinta umar bin hatab suatu hari pada ali bin abi thalib. Gadis yang diminta umar untuk jadi istrinya adalah ummu kultsum, putri ali bin abi thalib hasil perkawinana dengan Fatimah binti Muhammad SAW.
Semula ali keberatan lantaran usia ummu kultsum yang masih sangat muda, dan terpaut sangat jauh dengan umar. Namun melihat kesalehan dan kematangan sang putri di usia mudanya, keraguan ali pun sirna, apalagi yang melamar anaknya adalah sahabat dekatnya, orang yang dijamin masuk syurga oleh Rosulullah, orang yang begitu luar biasa perjuangannya dalam agama islam. Dan ali menganggap umar yang menjadi khalifah saat itu adalah laki-laki yang tepat untuk putri terkasihnya itu.
Ummu kultsum memang wanita istimewa, kakeknya adalah Muhammad SAW, sang kekasih Allah, manusia paling mulia di dunia ini, ayahnya seorang laki-laki luar biasa sahabat terdekat rosulullah yang mula pertama masuk islam, dan ibunya adalah putri dari muhammad SAW, wanita penduduk syurga.
Kemuliaan ummu kultsum semakin terlihat saat dia mendampingi amirul mukminin, umar bin khatab. Dengan penuh kesungguhan dia menjalankan perannya sebagai isttri pemimpin tertinggi kekhalifahan islam pada saat itu.
Suatu malam, setelah melakukan kebiasaannya berkeliling kota madinah untuk memperhatikan rakyatnya, umar pulang kerumah dengan tergesa. Dihampirinya sang istri dan berkata padanya “apakah kamu menginginkan pahala yang akan allah serahkan padamu??” ummu kultsum menjawab dengan penuh kegembiraan. “ kebaikan dan pahala apa itu wahai suamiku?” umar pun menjelaskan, bahwa ia bertemu dengan seorang arab badui yang sedang kebingungan karena tak ada yang membantu istrinya yang akan melahirkan. Mendengar itu ummu kultsum segera mempersiapkan peralatan persalinan, sementara umar mempersiapkan bahan makanan dan peralatan masak.
Sesampainya ditempat badui tadi, ummu kultsum langsung memasuki bilik enemui wanita yang akan melahirkan, sementara diluar umar memasak makanan. Sang badui pun memperhatikan apa yang dilakukan umar dengan penuh kebingungan.
Di dalam bilik, dengan gesit ummu kultsum membantu persalinan wanita badui itu. Proses melahirkan berjalan lancar, sang bayi lahir dengan selamat. Dengan penuh kegembiraan ummu kultsum berkata pada umar, “wahai amirul mukminin, berilah kabar gembira pada temanmu itu. Allah telah memberi rizki seorang anak laki-laki kepadanya.”
Betapa tercegangnya laki-laki badui tadi, ternyata kawannya yang sibuk memasak makanan itu adalah pemimpin tertinggi kaum muslimin. Demikian pula dengan wanita badui, ia sama sekali tidak mengira, kalau yang menolong persalinannya adalah istri dari sang pemimpin. Subhanallah,,,,,coba bayangkan seorang pemimpin negara dan seorang ibu negara mau dengan susah payah menolong badui miskin seperti dirinya.
Adakah seorang pemimpin seperti mereka disaat ini???????????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar